ACARA III
SIFAT KHAMIR DALAM
PENGOLAHAN PANGAN
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Khamir
(yeast) merupakan kelompok
mikroorganisme yang telah banyak dimanfaatkan dalam industry pangan sebagai
bahan pengawet. Contohnya yaitu, anggur yang diproduksi dalam jumlah besar dan
dalam waktu yang singkat membutuhkan khamir seperti Sacharomycces Cerevisiae untuk bisa membuatnya tahan lama dengan
membuat gula menjadi etanol. Namun khamir juga bisa menjadi kontaminan yang
menyebabkan kerusakan pada makanan yang mengandung gula, dalam kadar sedang
maupun tinggi. Misalnya pada sari buah, sirup, selai dan lain-lain. Khamir
cenderung dapat bertahan hidup lebih baik pada medium tersebut dari pada
bakteri yaitu pada makanan yang memiliki aW lebih rendah yaitu (0,62-0,65)
(Setiawan,2009).
Khamir
dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri.
Khamir ada yang bermanfaat ada pulang yang membahayakan bagi manusia.
Fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, tape dan lai
sebagainya. Setiap jenis khamir berbeda dalam kemampuannya untuk memecah
karbohidrat menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhanan yang diinginkan dalam
masing-masing proses fermentasi. Sifat yang digunakan utuk karakteristik dan
klasifikasi khamir termasuk sifat morfologinya, sifat pertumbuhannya di dalam
media cair maupun padat, betuk spora seksualnya, sifat fisiologi termasuk
pertumbuhan pada berbagai sumber karbon dan nitrogen (Anonim, 2011).Makanan
berfermentasi menggunakan khamir dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun ada juga
khamir yang tidak diinginkan yaitu pada makanan yang mengalami kerusakan
seperti daging, jelly, sirup dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan praktikum ini untuk mengetahui sifat khamir pada pengolahan bahan
pangan.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini untuk
mengetahui sifat khamir dalam pengolahan pangan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Khamir
adalah anggota kingdom fungi yang sebagian besar atau seluruh siklus hidupnya
berada dalam kondisi
sel tunggal. Khamir
bukan merupakan kelompok taksonomi
resmi dan pengelompokannya berdasarkan
dari bentukan hidupnya. Sel
khamir merupakan salah
satu model dari
sel eukaryote karena memiliki karakteristik tipe sel
seperti kompartemen subselular yang menciptakan organel-organel seperti
nuklous, mitokondria, apparatus
golgi, dan lain-lain (Anonim, 2011).
Khamir
termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang bersifat
uniseluler. Reproduksi khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika
dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan
volume lebih besar. Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan
sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada
kapang (Naksir, 2003)
Istilah
khamir umumnya dipakai untuk menyebut bentuk-bentuk yang menyerupai jamur
dari kelompok Ascomycetes
yang tidak berfilamen
tetapi uniseluler dengan bentuk ovoid atau spheroid. Khamir ada yang
bermanfaat dan ada juga yang
membahayakan bagi manusia.
Fermentasi khamir banyak digunakan dalam
pembuatan roti, bir,
wine, vinegar, dan
sebagainya. Khamir yang tidak
diinginkan adalah yang
ada pada makanan
dan menyebabkan kerusakan jus
buah, sirup, molase, madu,
jelly, daging dan
sebagainya (Mangaleang, 2013).Sacharomyces cerevisiae merupakan khamir yang paling populer dalam
pengolahan makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam industri
wine dan bir. Dalam bidang pangan, khamir digunakan dalam pengembangan
adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti. Khamir ini melakukan reproduksi
vegetative dengan membentuk tunas. Sel
berbentuk ellipsoid atau
silinder. Dapat membentuk pseudohifa tetapi
hifa tidak bersepta.
Askospora berbentuk ellipsoid
pendek dengan dinding halus,
biasanya 1-4 kadang-kadang
lebih peraskus. Khamir
ini tidak mampu tumbuh
pada nitrat sebagai
satu-satunya sumber nitrogen
(Hery, 2010).
Produk
fermentasi tradisional seperti tape dan brem merupakan contohcontoh produk
fermentasi alkohol. Sesuai dengan
namanya, fermentasi alcohol akan mengkonversi
pati (karbohidrat) menjadi
alkohol sebagai hasil
akhir utamanya. Pada umumnya produk
alkohol yang difermentasi adalah
etanol dank arena mempunyai pengaruh
pengawetan. Mikroorganisme yang
terlibat dalam proses fermentasi
produk beralkohol terutama adalah khamir dan genus (Adika, 2006).
Khamir
memiliki beberapa enzim penting seperti selulase, fosfatase, lipase dan
protease yang menyebabkan khamir memegang peran yang penting dalam dekomposisi
senyawa organik dan dapat digunakan untuk keperluan industry. Seperti pada
pembuatan minuman beralkohol, fermentasi tape, pembuatan makanan ternak,
kosmetik dan antibiotik (Atin, 2004).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum ini
dilakuakan pada hari Selasa, 14 April 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Pangan
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat
dan Bahan Praktikum
a.
Alat-alat
praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah tabung reaksi, jarum ose, cawan petri, erlenmeyer, lampu bunsen, yellow
tip, timbangan analitik, mikroskop, pipet mikro 0,1 ml, rak tabung reaksi, alumunium foil, gelas penutup,
botol UC, sendok, gelas ukur dan tissue.
b.
Bahan-bahan
praktikum
Adapun bahan yang digunakan saat
praktikum adalah tepung terigu, nasi, ragi roti, ragi tape, sari buah jeruk,
air hangat, alkohol dan Potato Dextrose Agar (PDA).
Prosedur
Kerja
a.
Ditimbang sebanyak 4 gram ragi roti
dan ragi tape
|
Masing-masing
ragi roti dan ragi tape dilarutkan kedalam 60 ml air hangat dan diaduk
sampai larut
|
Didiamkan selama 10 menit
|
b.
Ditimbang 100 gram nasi
|
Dimasukan kedalam botol UC secara
perlahan
|
Ditambahkan 50 ml suspensi ragi tape secara merata
|
Diinkubasi pada suhu kamar selama 2 hari
|
Diamati volume air yang
dihasilkan dan perubahan bau yang dihasilkan
|
c.
Ditimbang 50 gram tepung terigu
|
Dimasukan ke tabung erlenmeyer secara perlahan
|
Ditambahkan 25 ml suspensi ragi
roti secara merata, di aduk hingga membentuk adonan
|
Diinkubasi pada suhu kamar selama 2 jam
|
Diamati volume awal dan akhir pada adonan
|
d.
Pertumbuhan
Khamir
Disiapkan larutan sari buah jeruk
|
Dimasukan sebanyak 0,1 ml suspensi
ragi roti atau ragi tape
|
Diinkubasi selama 2 hari pada suhu
kamar
|
Diamati terbentuknya kekeruhan,
endapan dan bau
|
e.
Disiapkan media PDA pada cawan petri
|
Digoreskan
masing-masing ragi roti dan ragi tape pada cawan yang sudah berisi media PDA
|
Diinkubasi selama 2 hari pada suhu
kamar
|
Ditutup dengan gelas penutup
|
Diamati
pertumbuhan disekeliling gelas penutup menggunakan mikroskop
|
HASIL
PENGAMATAN
Hasil
Pengamatan
Tabel 3.1 Uji
Aktifitas Ragi Roti dan Ragi Tape
Sampel
|
Parameter
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Nasi 100 gram
|
50
|
-
|
Tercium bau alcohol
|
Tepung 25 gram
|
0,7 cm
|
1 cm
|
Mengembang 0,3 cm
|
Tabel 3.2
Pertumbuhan Khamir
Media
|
Penambahan Ragi
|
Warna
|
Endapan
|
|||
Sebelum
|
Sesudah
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||
Sari buah jeruk
|
|
|||||
Roti
|
Kuning cerah
|
Kuning keruh
|
-
|
Ada endapan
|
||
Tape
|
Kuning keruh
|
Kuning keruh
|
-
|
Ada endapan
|
Tabel 3.3
Morfologi Kahmir
Sampel
|
Gambar pengamatan
|
Literatur
|
Keterangan
|
Ragi roti
|
|
|
Warna
: hijau
Bentuk
seperti daun pinus
1.
Spora
Hifa
|
Ragi tape
|
|
|
Warna
: merah
Bentuk tak
beraturan
|
PEMBAHASAN
Khamir merupakan bagian dari
kelompok kapang dan di bedakan dari hampir semua jamur yang lain. Oleh sifatnya
yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara bertunas. Khamir dapat tumbuh
dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri. Khamir
kebanyakkan berkembang biak secara aseksual atau pertunasan. Pertunasan yaitu
suatu proses penonjolan protoplasma keluar dari dinding sel seperti pembentukan
tunas, perbesaran dan akhirnya pelepasan diri menjadi sebuah sel khamir baru.
Sel yang baru terbentuk selanjutnya akan memasuki tahap pertunasan kembali.
Bagi kebanyakan khamir seperti saccharomyces
cereviseae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian sel induk (pertunasan
multipolar), tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja
(Anonim, 2013).
Umumnya khamir berkembang biak
dengan bertunas, membelah diri dan pembentukan spora. Sel-sel khamir mempunyai
lapisan dinding luar yang terdiri dari polisakarida kompleks dan di dalamnya
terletak membran sel. Pembelahan sel terjadi secara aseksual dengan pembentukan
tunas. Suatu proses yang merupakan sifat khas dari khamir. Khamir mempunyai
kemampuan untuk memecah pangan karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida.
Jenis khamir yang biasa di gunakan dalam industri adalah saccharomyces cereviseae. Saccharomyces
cereviseae adalah jenis khamir
utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol, anggur dan juga
digunakan untuk fermentasi adonan dalam pembuatan roti dan fermentasi tape (Setiawan,2009).Mikroba utama dalam ragi roti adalah
jenis khamir saccharomyces cereviseae, sel khamir ini memiliki
sifat-sifat fisiologis yang stabil, sangat aktif dalam memcah gula yaitu
mengubah pati dan gula menjadi karbondioksida dan alkohol, terdispersi dalam air , mempunyai daya simpan yang lama,
tumbuh dengan sangat cepat. Saccharomyces
cereviseae tumbuh baik pada suhu
30°C dan PH 4,8. Khamir ini juga dapat digunakan dalam pembuatan tape, tetapi
pada ragi tape tidak hanya mengandung saccharomyces
cereviseae saja, tetapi berbagai
jenis khamir yang memiliki fungsi yang berbeda (Zaraswati, 2009).
Praktikum ini dilakukan untuk
menguji bagaimana aktivitas ragi, pertama pada aktivitas ragi roti. Seperti
kita ketahui bahwa fungsi ragi dalam adonan roti adalah sebagai pengembang,
memproses gluten untuk menahan keluarnya udara serta menghasilkan flavour. Hal
yang pertama kali dilakukan adalah penimbangan terhadap sampel tepung terigu
dicampurkan bersama ragi roti yang dimasukkan kedalam air hangat. Penggunaan
air hangat tidak hanya dimaksudkan agar ragi roti cepat larut, tetapi juga agar
suhu ragi tetap konstan karena ragi biasanya tumbuh dan berkembang pada suhu
sekitar 25°C-30°C. Suhu pada saat terjadinya fermentasi sangat penting. Pada
suhu yang rendah pembentukkan gas terhambat sedang pada suhu yang tinggi
terlalu banyak gas yang dihasilkan dan membuat volume menjadi terlalu besar
sebelum gluten menjadi dewasa. Tepung terigu dan ragi roti dicampurkan sehingga
membentuk adonan roti. Adonan terdiri atas campuran tepung,air,garam,khamir.
Selama fermentasi protein tepung, gluten, menjadi dewasa dan elastis serat dapat menahan karbondioksida yang terbentuk
perlahan-lahan okeh khamir. Perubahan gluten adalah kerja proteolitik dari
tepung dan enzim khamir yang bersama-sama dengan pengadonan fisik yang diterima
oleh adonan tersebut. Adonan dimasukkan ke dalam gelas ukur dan ditutup
menggunakan alumunium foil dengan tujuan agar sel khamir dapat tumbuh dan
berkembang, karena sel khamir hanya dapat tumbuh pada lingkungan yang
anaerobik, jika tidak kita tutup maka adonan tidak akan mengembang karena udara
dapat masuk dan menghambat kerja dan pertumbuhan sel khamir yang ada pada adonan
roti didiamkan selama 2 jam. Setelah di diamkan selama 2 jam
adonan roti terlihat mengembang dari volume 0,7 cm hingga diukur volume
terakhir 1 cm, mengembang hanya 0,3 cm
ternyata didalamnya terdapat karbondioksida yang terbentuk perlahan-lahan oleh
khamir. Hal ini juga menunjukkan bahwa
pada khamir tersebut berada pada fase pertumbuhan lambat. Pada fase ini
pertumbuhan sel khamir tidak stabil, tetapi jumlahnya masih naik karena jumlah
sel yang tumbuh masih banyak dan ragi mengkonsumsi gula dan mengubahnya menjadi
gas karbondioksida, sehingga adonan mengembang. Pada uji aktivitas ragi tape
dibuat dengan cara nasi di campur dengan ragi tape sehingga menjadi tape.
Mikroorganisme yang terdapat didalam ragi tape adalah Saccharomyces Cereviseae, khamir
sacchorycopsis fibuligera, candida utilis, kapang amylomyces
souxii, mucor sp. dan rhizopus sp. Kedua
kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik
yang akan memecahkan amilum bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana
dan kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana menjadi alkohol.
Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil praktikum ini bahwa tape tersebut
menimbulkan bau asam/alkohol. Adanya air yang terdapat dalam tape menandakan
bahwa selama proses fermentasi berlangsung fungsi yang terdapat pada ragi
bekerja dengan baik sehingga dapat terbentuk tape yang berair dan berbau
alkohol. Semakin lama tape tersebut dibuat,semakin kuat alkoholnya (Rian,2013). Salah satu tape yang baik adalah
tape yang memiliki air dan sedikit lengket.
Selanjutnya yaitu uji pertumbuhan
khamir yang dilakukan dengan menanam khamir pada sari jeruk. Penanaman pada
sari buah jeruk menggunakan ragi roti dan ragi tape. Mikroorganisme yang
digunakan adalah saccharomyces cereviseae yang terdapat pada ragi roti dan
tape, menanamkan pada sari buah jeruk menggunakan saccharomyces cereviseae karena dapat tumbuh pada suhu 30°C dan PH
yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan warna kuning
keruh setelah penambahan ragi dan adanya
endapan. Komponen senyawa pada buah jeruk. Penggunaan media sari buah jeruk ini
karena sari buah jeruk mengandung gula. Bila gula pada sari buah jeruk kurang
maka sering ditambahkan gula. Uji
yang terakhir adalah uji morfologi khamir. Uji ini dilakukan dengan cara
penanaman khamir dari ragi tape pada agar PDA. Teknik penanaman dilakukan
dengan metode gores, pada hasil pengamatan mortologi khamir pada ragi roti
menghasilkan morfologi berwarna hijau dan berbentuk seperti daun pinus, jika
dibandingkan dengan gambar literatur terdapat spora dan hifa sedangkan untuk
warna dan bentuknya sama dengan hasil pengamatan. Sedangkan pada ragi tape
terdapat sel yang merah dan biru hasil yang didapatkan pada literatur terdapat
sel yang berwarna merah dan biru.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Khamir adalah
bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua yang lain oleh
karena sifatnya yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara bertunas.
2. Uji
aktivitas ragi tape dan uji aktivitas ragi roti terdapt khamir Saccharomyces cereviseae. Uji aktivitas
adonan roti adonan mengembang 0,3 cm, ini terjadi karena ternyata didalamnya
terdapat karbondioksida.
3. Pada
uji aktivitas ragi tape tercium bau alkohol dan berair, karena selam proses
fermentasi berlangsung ,berjalan dengan baik. Semakin lama tape tersebut
dibuat,semakin kuat alkoholnya.
4. Uji
pertumbuhan khamir ada sari buah jeruk dengan penanaman ragi roti dan ragi tape
terdapat perubahan warna dan terdapat endapan.
5.
Uji morfologi khamir terdapat sel berwarna
merah dan biru.